Merebaknya penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) seharusnya membuat semua pihak waspada. Apalagi WHO menyatakan, sepertiga pasien yang terjangkit MERS mengalami kematian. Obat dan vaksin untuk menangkal virus ini juga belum ditemukan.
Ada tiga hal yang berpengaruh pada sejauh mana seseorang bisa terinfeksi virus korona penyebab MERS: jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh, tingkat keganasan atau virulensi, dan sistem pertahanan tubuh seseorang.
Dokter spesialis paru Diah Handayani dari FKUI/RSCM mengatakan, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan mengalami MERS. Kelompok-kelompok yang dimaksud itu antara lain:
- Memiliki riwayat penyakit asma, penyakit paru obstruksi kronis, tuberkulosis, dan permasalahan paru lainnya. Diah menjelaskan, kondisi paru orang di kelompok ini tidak sesehat orang yang tidak pernah mengalami sakit sebelumnya. Akibatnya risiko mereka tertular MERS pun makin tinggi.
- Orang tua di atas 60 tahun. Ini karena mereka memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang-orang yang berusia lebih muda. Secara alamiah memang seiring bertambahnya usia, daya tahan tubuh semakin menurun.
- Perokok. Kebiasaan merokok merupakan salah satu hal yang merusak paru. Karena itu, perokok pun lebih rentan tertular virus korona. Di samping itu, daya tahan tubuh perokok juga umumnya lebih rendah dibandingkan orang-orang yang tidak merokok.
- Anak balita. Diah mengatakan, daya tahan tubuh balita belum sempurna layaknya orang dewasa. Karena itu, mereka pun lebih berisiko terkena penyakit saat terpapar oleh virus penyebab infeksi.
- Ibu hamil. Secara umum ibu hamil sebenarnya memiliki daya tahan tubuh seperti orang dewasa lainnya, tetapi pada beberapa kasus kehamilan dapat menurunkan daya tahan tubuh. Apalagi penyakit yang diderita saat hamil bukan hanya memengaruhi kesehatan ibu, melainkan juga janinnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi mengimbau kepada kelompok rentan untuk menunda keberangkatan perjalanan ibadah umrah mereka. Hal itu sesuai dengan saran perjalanan dari kementerian kesehatan Arab Saudi.
dikutip dari kompas.com
No comments:
Post a Comment